Zonapapuanews.- Jayapura-
Saudara-saudaraku sekalian, untuk menduduki Jabatan Gubernur Papua adalah
perjuangan yang bukan main-main sampai-sampai jiwa dan raga, dipertarukan demi
menjadi orang nomor 1 DiPapua.
Dua Periode sudah Ia
menangkan dengan total suara terbanyak dan bulat melalui kesuksesan politiknya
diwilayah pegunungan tengah pemilu bersistem Noken.
Ia tidak takut
dikatakan oleh dunia bahwa, kami orang bodok kami masih awam akan demokrasi
karena itu adalah jalan menuju meraih suara politik penuh.
Melihat situasi
papua akhir-akhir ini yang secara tiba-tiba menguncangkan dunia dan menjadi
pelanggaran HAM terberat dan terbesar di dunia, seperti yang terjadi Kabupaten
nduga, penulis sengaja mengupas sedikit keterlibatan Orang Nomor satu dipapua
itu, akan serangkaian semua serangan mahluk tak BerTuhan itu.
Penulis Melihat,
ketika satu orang pegunungan papua dicubit kulit badanya, semua orang
pegunungan yang menduduki jabatan terpenting di negara ini berteriak hingga
kering kerongkonganya kering atas nama Ham. Bukan hanya itu, semua pos-pos
politiknya seperti KNPB dan KKB mulai bereaksi meminta kepada Dunia untuk di
advokasi bahkan, Ia pun ikut-ikutan ingin melapor ke PBB jika ada orang papua
gunung yang dicubit. Penulis ulangi orang papua gunung. Bukan orang papua
pantai.
Orang Papua ada 2
versi, Papua pantai dan Papua gunung.
Bagi Orang Papua
Gunung, Orang Papua Pantai adalah pendatang yang mempunyai hak pendatang sama
dengan saudara-saudaranya senusantara. Memang ini pandangan yang menurut
penulis agak sedikit lucu jika dibaca, tapi memang ini kenyataan. padahal,
kenyataannya, orang papua gunung jika berada di daerah pantai, Ia dengan
seenaknya menguasai hutan dan gunung disekitarnya bahkan apabila ditegur oleh
sipemilik tanah, Ia angkat Panah dan ajak perang tanpa Ia sadari bahwa, Ia
telah salah dalam hal ini membangun di Hak waris Orang tanpa meminta Ijin.
Memang Ia salah tapi Ia menuntut harus dibenarkan. Memang ini aneh tapi nyata.
Berusaha mempertahankan kebodohan untuk kebenaran dan memang benar-benar
terjadi.
Otsus untuk orang
Gunung.
Triliun Dana dari
pemerintah untuk membangun papua, mereka orang gunung yang menikmati. Lihat
saja, satu orang pegununagn saja bisa mencarter pesawat sebulan tiga kali.
Padahal kalu mau lihat, uang dari mana dia dapat dan kerjanya apa serta
penghasilannya berapa per-1 bulan berapa…?.
Denda.
Ya Denda adalah
pendapatan terbesar dan tanpa harus mengeluarkan sedikit keringat. Setiap
bentrok antar warga yang timbul dari masalah keluarga, tuntutan dendanya pasti
mengarah ke pemerintah dan sekali dituntut pasti miliaran rupiah. Apa boleh
buat pemerintah daerahpun memanjakan mereka dengan memberikan uang sebesar
tuntutan itu karena bagi pejabat daerah pegunungan hak suara merekalah, yang
diperhitungkan untuk periode berikutnya maka dana otsus pergi begitu saja namun
heranya, laporan keuangan pasti lengkap.
Penulis sedikit
membuka wawasan pembaca.
Coba kita simak
bersama-sama. Mengapa di daerah papua pantai seperti Sarmi, Biak, Serui,
Waropen dan sekitarnya tidak ada organisasi KNPB. Karena didaerah tersebut,
dibatasi penduduk orang papua gunung sehingga daerah tersebut hingga saat ini
selalu-aman dan aman.
Jika kita melihat
diamana ada orang papua gunung, pasti disitu terjadi pembunuhan, pemerkosaaan,
pencurian, penembakan, demo dan lain-lain. Dengan alasan dan pengalaman itulah,
orang papua gunung dibatasi diaerah tersebut. Tujuannnya hanya satu demi kedamaian
daerah itu.
Masih banyak yang
penulis harus menulis dan membuka mata dan pikiran saudara-saudara sekalian
untuk menganalisa kedepan apa dalang dibalik kasus Nduga ini dan mencari
solusi. Namun, penulis harus mengakhiri tulisan ini agar tidak menyita banyak
waktu sadara-saudara sekalian.
Akhir dari tulisan
ini, penulis mengajak saudara-saudara semua untuk menanti tulisan penulis pada
waktu berikutnya dengan topik-topik yang sedikitnya bisa menjadi acuan kepada
pembaca untuk menganalisa bagaimana menangani konflik papua yang bermodus,
Papua merdeka demi Kedududukan, jabatan, makan, minum dan Uang. zpn
0 komentar:
Posting Komentar