Zonapapuanews- Jayapura – Anggota
Komisi I DPR Papua bidang pemerintahan, Politik, Hukum dan HAM DPR Papua, Emus
Gwijangge menilai akibat kurangnya berpendidikan sehingga KKB dan sayapnya
sebut, Granat asap adalah Bom Fostor yang dipakai aparat keamanan saat mengevakuasi
korban pembantaian 31 pahlawan pembangunan di kabupaten Nduga, Papua, pekan
lalu.
Emus menjelaskan,
tuduhan bom yang dimaksudkan oleh kelompok separatis adalah amunisi standar.
“Mereka salah Tuduh.
Ini bagian dari kurangnya berpendidikan karena mereka tidak mau memajukan diri
sendiri”, Kata Emus.
Emus menjelaskan, Senjata
standar khusus berupa granat asap berfungsi sebagai alat isyarat darat atau
darat ke udara, penanda zona sasaran atau pendaratan, atau penyembunyi
pergerakan pasukan.
“Saya bukan ahli
militer, tapi saya mengerti bagaimana menggunakan granat asap itu”, ucap Emus
sambil menertawai tuduhan KKB itu.
“Lanjut Emus, saya
sangat memaklumi karena mereka orang-orang yang tergabung dalam kelompok KKB pada
umumnya tidak berpendidikan.
Terikait dengan itu,
Emus Gwijangge yang juga merupakan putra asal kabupaten Nduga kembali
menghimbau kepada seluruh masyarakat papua agar, jangan mudah terprovokasi
dengan isu hoax yang disebarkan oleh orang-orang yang sedang menunjukan
kebodohanya kepada dunia.
“Mari kita serahkan
masalah ini kepada petugas keamanan karena itu memang tugasnya. Jangan kita
meyebarkan informasi hoax sedangkan kita senidiri tidak tahu kalu kita ini
bodoh dan masih awam. Kan malu kita. Apa nanti kata orang”, tutup Anggota
Komisi I DPR Papua bidang pemerintahan, Politik, Hukum dan HAM itu.
0 komentar:
Posting Komentar