Oleh: Kristin Samah
Zonapapuanews.- Jayapura- (26/12/2018)— Kepalanya
menunduk ketika ditanya apa yang akan dilakukan bila kelak semua proses hukum
selesai dilalui. Akhirnya ia menyahut lirih. Mencari kerja. Mungkin di
Freeport, mungkin kerja apa saja di Jayapura.
Ko tahu apa itu
merdeka?
Laki-laki yang
mengaku tak tahu berapa umurnya itu menjawab pendek. Merdeka itu berarti punya
negara sendiri, presiden sendiri, panglima sendiri.
Apa artinya Papua
merdeka bagi dirimu?
Sampai tiga kali
pertanyaan yang sama diucapkan dalam kalimat yang berbeda-beda. Ia tetap diam.
Sampai akhirnya ia mengaku tak tahu apa artinya.
Ia mengatakan, Purom
Wenda yang menjadi pimpinannya, hanya menugasinya untuk menembak dan merampas
senjata dari aparat. Polisi dan tentara boleh ditembak, dirampas senjatanya.
Untuk apa? Untuk Papua merdeka. Papua merdeka perlu banyak senjata. Caranya
merampas dari polisi dan tentara.
Tier yang menurut
catatan dinas kependudukan berusia 25 tahun, sudah yatim-piatu sejak masuk
kelas satu sekolah menengah pertama (SMP) di Distrik Kuyawage, Lanny Jaya.
Sejak itu ia berhenti sekolah, diajak Purom Wenda masuk hutan.
Interaksi dan
pemahamannya atas dunia yang lain diperoleh dari Purom. Apa yang dikatakan
Purom, itulah yang ia mengerti. Menembak kata Purom, itu yang dilakukannya.
Berdoa kata Purom, itu juga yang dilakukannya.
Ia keheranan ketika
melihat kota Jayapura, sekalipun hanya dari celah mobil tahanan. Lebih
terheran-heran lagi ketika ia bertemu dengan para polisi yang menangkap dan
memeriksanya.
Ko dipukulkah sama
bapa polisi? Ah tidak... ujarnya mantap. Matanya mengerling, garis bibir yang
membentuk senyum seperti mengirim pesan bahwa dirinya baik-baik saja.
Ia memperoleh
kesadaran baru, polisi yang selama ini ia jadikan sasaran tembak ternyata
terdiri dari orang-orang yang peduli pada dirinya. Kadang-kadang mereka membawa
makanan, minuman, atau benda lain yang dibutuhkan.
“Saya mau tinggal di
sini,” katanya kemudian. Selepas menjalani hukuman, ia tak mau lagi tinggal di
hutan. Ia beralasan, Purom dan kawan-kawannya pasti akan membunuhnya.
Tier dikenal sebagai
penembak jitu dari kelompok Purom Wenda yang mempunyai daerah operasi di
Kabupaten Puncak Jaya, Jayawijaya, Tolikara, Puncak dan Lanny Jaya.
Ia mengakui empat
kejahatan yang dipersangkakan kepadanya. Tier melakukan pembunuhan atas anggota
Polri di Jalan Poros Tolikara-Wamena. Ia juga terlibat penyerangan Polsek
Pirime sehingga menyebabkan tiga polisi termasuk Kapolsek Pirime, meninggal
dunia. Mereka merampas dua pucuk senjata laras panjang yaitu SS 1 dan M16.
Di tahun yang sama,
November 2012, Tier melakukan penembakan
terhadap rombongan Kapolda Papua, Tito Karnavian saat melakukan kunjungan di
Kabupaten Lanny Jaya. Tier juga merampas
empat pucuk senjata api milik anggota Polri saat penyerangan di Distrik Indawa.
(*)
0 komentar:
Posting Komentar