Suarasagunews.- Timika- Anak-anak
korban konflik beberapa waktu lalu di Kwamki Narama, sudah lebih dari dua tahun
ini mereka belajar di dalam tenda seadanya, yang disumbangkan oleh Polres
Mimika, bahkan guru-guru yang mengajar hanya diberi honor 100-200 ribu
perbulan.
Keprihatinan ini
membuat jemaat dari gereja GBI Solagratia Kotaraja Jayapura, mengunjungi
anak-anak yang terdiri dari anak TK dan SD yang belajar di dalam tenda
seadanya, Senin 21/10/2018.
Menurut salah satu
....? mengatakan bersyukur ada bantuan dari polres mimika yang menyumbangkan
tenda lapangan polisi yang digunakan sebagai pengganti kelas untuk belajar.
"Terima kasih
kepada pihak Polres Mimika yang sudah menyumbangkan tenda ini sehingga sangat
bermanfaat sekali bagi anak-anak untuk belajar," ungkapnya saat ditemui.
Sementara itu kepala
sekolah mengatakan bahwa pihaknya sudah beberapa kali mengajukan proposal ke
bupati dan juga PT. Freeport Indonesia, namun sampai saat ini belum ada
bantuan.
"Dari rincian
dana yang kami butuhkan untuk membangun ruangan sederhana untuk anak-anak
dibutuhkan anggaran sebesar 42 juta," terangnya.
Melihat keprihatinan
ini, ibu pendeta dari Gereja GBI Kotaraja Jayapura bersama para jemaat langsung
memberikan bantuan dana secara sukarela untuk pembangunan prasarana ruangan
sederhana yang dapat digunakan oleh anak-anak.
Pertanyaannya adalah
dalam kondisi seperti ini dimana pemerintah kabupaten Mimika, sehingga orang
dari luar mimika bahkan pihak gereja sampai turun tangan, apakah Mimika sudah
miskin dan merana, tutur salah satu warga setempat.(***).
0 komentar:
Posting Komentar