Zonapapuanews- Meskipun reformasi
politik dan administrasi Vanuatu telah dilakukan dalam pembenahan Politik
Vanuatu, hal itu tidak mempan dalam menstabilkan sistem pemerintahan Vanuatu
yang sarat dengan kepentingan Politik kesukuannya.
Lantas mengapa
Vanuatu bersikap keras tetap mendukung KKB di Papua…?
Perdana Menteri
Vanuatu Charlot Salwai dalam pesan singkatnya yang sadap intelijen salah satu
pendukung partai politik anti pemerintah Vanuatu yang tidak sempat menyebutkan Namanya, mengatakan, papua
mempunyai banyak kekayaan alam yang dimasa mendatang akan dijadikan pemerintah
Vanuatu sebagai lahan bisnis Vanuatu untuk mengembangkan negara Vanuatu yang
sampai saat ini belum berkembang pesat.
“Orang papua masih
bodoh dalam mengelola sumber daya alamnya. Saya kira ini kesempatan emas kami.
Jangan kami sia-siakan kesempatan ini”, ujar Charlot Salwai
Lanjut Charlot,
Papua bersama Indonesia, kami Vanuatu tidak punya kesempatan sehingga kami
sekarang berusaha mendorong kemerdekaan papua sehingga proses cukur habis
kekayaan papua dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Charlot juga sendiri
mengakui bahwa, “Konflik politik di kawasan Kepulauan Pasifik telah menciptakan
apa yang disebut busur ketidakstabilan, yang membentang dari Papua Nugini
hingga ke Kepulauan Solomon, Vanuatu ke Fiji, dan, baru-baru ini, sampai di
Tonga, sebagaimana terlihat dalam kerusuhan tahun 2006 di ibu kotanya,
Nuku'alofa.
Namun pengakuannya
itu tidak membuat patah semangatnya untuk merebut Papua dari tangan Indonesia
demi kepentingan negaranya itu.
Lalu apa yang akan
terjadi terhadap orang papua ketika waktu itu akan terjadi…?. Apakah kerusuhan
di negara Vanuatu dan ketidak stabilan keamanan negara sekecil pulau yapen itu
akan terjadi di tanah papua dan deritai oleh orang asli papua…?
Semoga Papua bersama
NKRI sampai kesudahan alam sehingga waktu-waktu itu jangan sampai terjadi bagi
orang papua. ***zpn***
0 komentar:
Posting Komentar