Zonapapuanews – menciptakan dan
menganggap adanya macam-macam pihak dan kubuh itu yang keliru.
Perjalanan sejarah
panjang sudah mengantarkan kami ke tahapan hidup hari ini bahwa kami adalah
Indonesia.
Tidak lagi hal itu
merupakan topik perdebatan lagi. Yah, saya selaku Ondofolo (pimpinan adat
tertinggi) di daerah Sentani belum pernah berdiri diatas mimbar gereja, tapi
saya percaya ini adalah perbuatan Tuhan. Kalau bukan Tuhan, siapa lagi ?
Sehingga saya sekaraang bekerja keras ikut mencarikan bagaimana bangsa Papua
bisa hidup lebih baik di dalam suatu existence yang Tuhan ciptakan bagi kami.
Saya tiba di posisi
ini setelah satu proses panjang. Dalam keluarga saya merupakan generasi ke
empat menentang Papua harus masuk dalam gabungan bangsa dan negara besar yang
bernama Indonesia.
Kami merantau 40
tahun karenanya. Baru saya memilih kembali ke tanah air dan mencari arti
keIndonesiaan Papua yang Tuhan ciptakan dan paksakan atas diri saya.
Saya memilih
mengahiri perlawanan 4 generasi keluarga.kami, terlebih orang- orang tua saya,
banyak mengalami penderitaan, pertumpahan darah, penyiksaan, pemenjaraan,
pembunuhan, perantuan. Banyak yang keluarga saya alami.
Nah, disinilah
muncul pengklasifikasian oleh manusia-manusia Papua yang tidak tahu dan tidak
mengerti jalan hidup keluarga saya. Banyak anggap saya penghianat Papua
merdeka. Tapi kenapa saya tidak boleh mencarikan nilai merdeka di dalam ciptaan
Tuhan dari pada mengkuti keinginan keluarga atau pun saya sendiri ? Merdeka
bukan status atau struktur politik.
Merdeka adalah
pikiran atau state of mind saat kami merasakan kebebasan dan mendapatkan ruang
untuk mengambil keputusan untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Merdeka
bukan negara, pemerintahan, jabatan, organisasi, lembaga, atau status politik.
Nilai-nilai luhur
merdeka, adil, bebas, tidak takut, sejahtera, mengasihi, berbeda pendapat, dan
seterusnya adalah bagian dari nilai dari kemanusiaan luas dan tentunya
kemuliaan Tuhan.
Orang Papua yang
lain sepertinya ingin memaksakan kehendak mereka semuanya harus dimasukan dalam
kotak kecil anut khusut Papua merdeka mereka itu. Dan mereka ingin
mengkategorikan orang. Tahulah bahwa saya ini seorang yang sudah merdeka di
dunia luas yang punya Tuhan juga. Saya sudah merdeka di kampung kelahiran saya.
Saya merdeka di Sentani suku saya, saya merdeka dan tetap jadi bagian yang
terpisahkan dalam negara PNG, saya merdeka dan bebas di Indonesia.
Saya di New York
hari ini mengadakan kegiatan-kegiatan sebagai seorang yang sudah merdeka.
Saya ke ujung bumi
manapun, saya sudah merdeka. Karena saya hidup dan mengalami kebebasan dan
nilai merdeka yang ayahanda, kakek dan orangtua kakek tidak mengalaminya.
Pembebasan itu
proses, kemerdekaan itu kenikmatan, perasaan dan pandangan. Jangan manusia
memenjarakan dirinya sendiri baru marah-marah Tuhan.
Mari kami
memerdekakan diri dimana saja kami berada di belahan bumi manapun. Di perut
bumi atau di ankasa luar.
Kalau tidak mengerti
hal ini, anda adalah korban kebodohan diri sendiri dan bisa pasti Tuhan yang
saya kenal tidak punya waktu untuk anda.
Bumi harus terus
berputar dan karya Tuhan lintas waktu dan generasi harus terus berjalan.
(Frans Albert Yoku
Mantan Pegiat OPM yang sudah Bergabung Ke NKRI.)
0 komentar:
Posting Komentar