Maret 18, 2018
0


Zonapapuanews.- Jayapura-. Ketua Sinode Gereja kemah Injil (Kingmi) Papua, Pendeta Benny Giay mengaku toleransi agama di Papua dinilai mampu membangun komunikasi secara baik serta mampu meredam konflik sosial dan isu SARA serta Hoax.

Pdt. Benny Giay mengatakan, Toleransi beragama di Papua bukan wacana atau teori, akan tetapi kenyataan. Hal itu dilihat dari hari-hari raya besar seperti Natal dan Idul Fitri semua saling kunjung-mengunjungi, bukan hanya sehari bahkan bisa sampai seminggu lamanya.

Menyinggung terkait dengan beredarnya surat edaran pembatalan pembangunan masjid di sentani, Pendeta Benny Giay menyampaikan bahwa, hal tersebut merupakan kejadian yang keliru dan sampai saat ini kami dari pihak gereja-gereja papua masih melakukan langkah-langkah untuk meminta permohonan maaf kepada umat muslim di papua dan Indonesia.

“Dengan beredarnya surat edaran pembatalan pembangunan masjid di kota sentani, Banyak orang melihat bahwa Kabupaten Jayapura/Sentani masih kurang tingkat toleransi beragama”. Ungkap Pendeta Beny Giay.

Dihari yang sama, Pendeta Dorman Wandikbo, Ketua GIDI Papua ketika dihubungi melakui telepon selulernya mengaku Indonesia harus belajar toleransi antar umat beragama di Papua.

Menurutnya di Tanah Papua tak ada sama sekali persoalan antara agama, melainkan oknum-oknum tak bertanggungjawab yang ingin memecah belah masyarakat Papua.

“Kalau bicara kelompok-kelompok Islam, Hindu, Budha, Kristen, sama sekali tak ada di Papua. Yang ada hanyalah persatuan dan kesatuan antara umat beragama”. Tegas Pendeta Dorman.

Lanjut Pendeta Dorman, Janganlah kita menganggap diri bahwa agama yang kita anut adalah benar, hal itu tak boleh dilakukan dan mayoritas melindungi minoritas. Sementara minoritas menghargai mayoritas. Bagi kami, saat ini Papua adalah contoh bagi daerah lain terkait dengan kebersamaan dan toleransi antar umat beragama. Maka dengan itu kita harus menjaga kerukunan ini dengan baik. ***zpn***

0 komentar:

Posting Komentar