|
Zonapapuanews- Pernyataan Dr. N.
Socratez S. Yoman yang membadingkan perbedaan rakyat Nogales, Arizona di
Amerika dan rakyat Nogales, Sonora di Meksiko kemudian mengsimpulkannya ke
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan wujud
dari jatuhnya seorang Gembala atau Biji mata Allah yang tidak lagi menebar
benih-benih kebaikan kepada umatnya melaikan sebaliknya menciptakan perbedaan,
saling memfitnah, saling menjatuhkan yang dilarang dalam Alkitab (Kitab suci
Umat Kristen).
Septinus George Saa,
pemuda asli Papua yang berhasil kalahkan puluhan ahli fisika dunia itu, buka suara
dan membantah pernyataan Dr. N. Socratez S. Yoman.
Septinus G. Saa,
saat ditemui jurnsalis radiotimes di kota studinya di inggris pekan lalu, mengatakan
bahwa, pernyataan seorang Doctor apalagi seorang pendeta (gembala) seperti Socratez
S. Yoman itu, sangat menjatuhkan harga diri dan martabat orang Papua.
“Saya tidak
mencontohi siapa-siapa. lihat saja saya sekarang, seperti apa saya. Saya sekarang
menjadi buah bibir dunia ketika saya berhasil melambungkan nama Indonesia di
tingkat dunia dengan meraih medali emas dalam ajang First Step to Nobel Prize
in Physics kemudian saya bisa membuat sebuah formula sendiri dan diberi nama
“George Saa Formula”. semua itu bukan karena seperti perbedaan rakyat Nogales,
Arizona di Amerika dan rakyat Nogales, Sonora di Meksiko yang menjadi patokan
oleh Bapak Socratez S. Yoman untuk mengkritik pemerintah Indonesia”, melainkan
semua itu dari kemauan kita masing-masing. Kita Orang Papua jangan budayakan
budaya malas”. ungkap Geoge Saa.
Lanjut George, Saya bisa
seperti ini karena awalnya saya mempunyai kemauan dan itu bukan dari
siapa-siapa melainkan dari diri saya sendiri kemudian dari situ saya digembleng
oleh Profesor Yohanes Surya selaku bapak fisika Indonesia. jadi saya tegaskan
bahwa di Papua, tidak ada penelantaran Pendidikan dan kesehatan karena semuanya
sudah dijamin oleh pemerintah Indonesia dengan memberikan Otonomi Khusus yang
seluas-luasnya bagi Orang Papua.
“Penyataan Bapak Socratez
S. Yoman, saya nilai salah arah. Pernyataan tersebut seharusnya ditujukan
kepada pejabat-pejabat orang asli Papua yang memegang jabatan di tanah Papua. Karena
pemerintah pusat sudah memberikan semuanya ke daerah dan yang mengngorupsi uang
rakyat seperti kata bapak Socratez S. Yoman pada penyataanya itu adalah pejabat
Orang asli Papua sendiri”, tutur Geoge.
Diakhir pertemuan
dengan jurnalis radiotimes itu, George Saa menyampaikan sebuah pesan kepada bapak
Doctor yang juga seorang Pendeta (gembala) Socratez S. Yoman, bahwa, “Bapak,
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam
matamu tidak engkau ketahui…?. Penyataan bapak adalah symbol dari Gembala
yang Berpolitik dan Gagal Iman.***
0 komentar:
Posting Komentar