September 23, 2017
0

Zonapapuanews.- Terlansir dari media tabloid jubi yang memberitakan adanya desakan diplomat kepulauan solomon, Barrett Salato untuk membangun dialog kontruktif antara pemerintah indonesia dengan OAP (orang asli papua). Barret Salato menyampaikan pandangannya pada sesi ke-36 pertemuan ke 18 Dewan Ham perserikatan bangsa-bangsa di PBB Jenewa.

Dukungannya untuk mendesak Pemerintah Indonesia membangun dialog kontruktif dengan OAP ditanggapi berbagai pihak, terutam  dari anak muda OAP.

Salah satunya adalah Yosepha Murib yang saat ini berada di australia yang sedang menyelesaikan S2 nya. "Apa yang disampaikan oleh Barrett Salato memberikan indikasi adanya sebuah tujuan yang ingin menterbelakangkan OAP," katanya.

Yosepha menjelaskan, mengapa demikian? Dengan adanya pernyataan Barrett Salato, menunjukan bahwa dia tidak mengerti apa yang terjadi di Papua dan apa yang diinginkan OAP terutama anak-anak muda Papua. Jadi apa yang dikatakan Salato tidak mewakili OAP secara keseluruhan, kembali saya bertanya OAP mana yang meminta untuk dilakukan dialog?, Salato berada dimana, Papua ada dimana, sudah dia melihat Papua yang sebenarnya saat ini.

Lihat Papua sekarang, sangat maju dan menjadi perhatian pemerintah, adakah kekhususan lain yang dipunyai oleh wilayah lain seperti yang diberikan oleh Pemerintah untuk Papua.

"Saya melihat adanya pesan titipan yang disampaikan kepada Salato untuk dibacakan di pertemuan Dewan Keamanan PBB, ini pasti ulahnya orang-orang yang tidak ingin Papua maju, karena selalu mengangkat isu pelanggaran HAM, seperti kita ketahui banyak pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Negara-Negara Maju, apakah pernah ditanggapi oleh PBB? Masih banyak yang harus PBB kerjakan dari pada hanya mengurus Pelanggaran HAM," tutup Yosepha.

Lain Yosepha, lain pula dengan John Kogoya, John (John Kogoya) yang akrab disapa kakak John ini, lansir lewat akun facebooknya  kakak john mengatakan perkembangan Papua saat ini sangat maju pesat, hal inilah yang membuat kelompok yang mengatasnamakan ULMWP tidak mau OAP maju berkembang, terlihat dengan upaya - upaya yang dilakukan mereka dengan memutarbalikan fakta-fakta yang ada di PBB. "Mereka (ULMWP) Memutarbalikan fakta, kemudian disebarkan melalui medsos," kata kakak John.

Lebih jelas lagi kata kakak John bahwa mereka selalu membawa nama OAP untuk dijadikan tumbal di PBB, namun dengan adanya kecanggihan Teknologi serta perkembangan informasi lewat media sosial, OAP sudah mengerti dan sangat memahami tujuan ULMWP.

ULMWP sama sekali tidak mewakili OAP,  ULMWP sendiri terdiri dari Orang-orang papua yang sudah lama di luar negeri, bahkan mereka sendiri tidak mengerti budaya dan kultur Papua, karena mereka lahir dan besar di Luar, mereka inilah sebenarnya yang dikatakan pengkhianat, karena disaat kakek dan orang tua kami berjuang untuk mengusir penjajah dari tanah kami, mereka memilih hidup enak keluar negeri, sekarang mereka mengatakan kalau mereka berjuang untuk Papua, sudah terlambat, sekali lagi saya katakan sudah terlambat karena Papua sudah maju dan sejahtera, silahkan datang dan lihat tanah Papua saat ini, jadi ULMWP jangan melakukan gerakan-gerakan propaganda di media, kami sudah dewasa dalam berpikir dan kami orang Papua dari Sorong sampai Merauke tidak bisa lagi kamu tipu," tutup kakak John.

Anak-anak OAP sekarang sudah banyak yang bekerja di perusahan-perusahan baik milik negara maupun swasta, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, bahkan ada yang sudah menjadi pemimpin-pemimpin di sebuah instansi pemerintah dan swasta.

Isu pelanggaran HAM sudah menjadi senjata bagi ULMWP dari beberapa tahun lalu semenjak di bentuknya pada tahun 2010.

ULMWP sendiri banyak ditentang oleh berbagai pihak karena tujuannya bukan untuk Papua namun digunakan untuk kepentingan pribadi semata, seperti TPN-OPM yang selalu bergerilya di Hutan, mereka berbeda pandang dengan ULMWP. 

Seperti yang pernah dilansir media beberapa waktu lalu bahwa Benny Wenda selaku pimpinan ULMWP pernah menuding TPN-OPM menjadi penyebab gagalnya lobi politik West Papua yang dilakukan oleh Benny Wenda. Hal inilah yang membuat pemimpin Pemimpin TPN- OPM tidak mendukung ULMWP.

Jadi persiapan dialog itu tidak ada, dialog untuk apa, dialog dengan siapa dan dialog apa?

Papua sudah maju bersama NKRI.

0 komentar:

Posting Komentar