Zonapapuanews.- Swim For Free West
Papua atau berenang bebas bagi papua barat yang dilakukan oleh perenang wanita
asal afrika timur Carey Evans mendapat kritik dari berbagai kalangan hingga
petisi tersebut ditolak oleh Mahkamah Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, 29-30, agustus
2017.
Pemimpin Kelompok Separatis Papua, Benny Wenda
yang beberapa waktu lalu melakukan kampanye malalui petisi dukungan dengan
tagar The Back The Swim yang diklaim dilakukan di Istana Westminster, Parlemen
Inggris, London, Selasa (24/1) namun tidak mendapat respon, kembali melanjutkan
kegitan tersebut bersama tim renang dari Inggris yang dipimpin oleh Joel Evans
pada tanggal 29-30 Agustus 2017 di Jenewa, Swiss dengan berenang selama 30
jam sejauh 69 km melintasi Danau Jenewa untuk mengirimkan sebuah petisi manual
rakyat West Papua dan Petisi Global yang telah digalang selama 3 sampai 6 bulan
untuk diserahkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kegiatan yang dilakukan Benny Wenda tersebut
bahkan tidak terdaftar pada agenda harian yang dirilis dari situs resmi Istana Westminster,
Parlemen Inggris. Tidak hanya itu,
bahkan berita tentang kegitan yang dilakukan Joel Evans ketua tim perenang dan anggotanya,
sangat sulit ditemui, baik itu media lokal Inggris maupun Swiss.
Sangat minimnya pemberitaan seputar kegiatan
yang dilakukan oleh pemimpin kelompok separatis Papua tersebut dikarenakan
dunia Internasional mengetahui secara pasti bahwa kampanye yang dilakukan Benny
Wenda tersebut bertentangan dengan sistim pemerintahan yang sah di Indonesia. “Papua adalah bagian tak terpisahkan dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.”.
Seperti diketahui bahwa, petisi manual rakyat
west papua tidak sepenuhnya mewakili rakyat papua, ini mebuktikan kalau
kegiatan yang dikampanyekan benny wenda hanya merupakan kepentingan segelintir
orang saja yang ingin menghambat kemajuan papua di era pemerintahan Jokowi,
sebagian rakyat papua menyadari bahwa kemerdekaan yang mereka inginkan adalah
merdeka dari ketinggalan dan keterbelakangan baik SDM maupun Pembangunan.
Hingga saat ini, situs resmi Perserikatan
Bangsa Bangsa www.un.org tidak memuat
berita penyerahan petisi global untuk West Papua, lebih banyak disebarkan melalui
media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.
Sedangkan dari kabar yang disebarkan oleh
Benny Wenda, petisi tersebut akan diserahkan setelah kegiatan renang yang
dilakukan oleh Joel Evans, namun hingga 31 Agustus 2017 tidak ada kabar terbaru
mengenai kegiatan tersebut.
Dengan dalih mencari dukungan Internasioal
untuk West Papua, Benny Wenda sebenarnya mengkhianati bangsanya sendiri dengan
memanfaatkan Papua sebagai isu demi kepentingan pribadinya di luar negeri.
Apa yang dikatakan pada dunia luar tentang
Papua tidak pernah masuk akal dan terlalu mengada-ada. Mulai dari isu HAM dan
Genosida yang dilakukan pemerintahan Indonesia terhadap Papua semuanya tidak
terbukti.
Sebagai orang asli Papua kita seharusnya
bangga lahir dan besar di negara ini, dengan tidak terpengaruh terhadap isu-isu
yang dihembuskan, dan terus berbakti pada negeri serta bersama-sama ikut dalam
proses pembangunannya dan tidak membiarkan pihak-pihak luar ikut campur atau
berdiri menginjak-injak harga diri bangsa kita.
Dengan ditolaknya petisi tersebut dari PBB,
benny wenda akan mengagendakan kegiatan berikutnya pada bulan September
2017 guna mendukung agenda Politik Luar Negeri. “*ZPN”*
0 komentar:
Posting Komentar