September 04, 2017
0

Zonapapuanews.- Swim For Free West Papua atau berenang bebas bagi papua barat yang dilakukan oleh perenang wanita asal afrika timur Carey Evans mendapat kritik dari berbagai kalangan hingga petisi tersebut ditolak oleh Mahkamah Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, 29-30, agustus 2017.

Pemimpin Kelompok Separatis Papua, Benny Wenda yang beberapa waktu lalu melakukan kampanye malalui petisi dukungan dengan tagar The Back The Swim yang diklaim dilakukan di Istana Westminster, Parlemen Inggris, London, Selasa (24/1) namun tidak mendapat respon, kembali melanjutkan kegitan tersebut bersama tim renang dari Inggris yang dipimpin oleh Joel Evans pada tanggal 29-30 Agustus 2017 di Jenewa, Swiss dengan berenang selama 30 jam sejauh 69 km melintasi Danau Jenewa untuk mengirimkan sebuah petisi manual rakyat West Papua dan Petisi Global yang telah digalang selama 3 sampai 6 bulan untuk diserahkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kegiatan yang dilakukan Benny Wenda tersebut bahkan tidak terdaftar pada agenda harian yang dirilis dari situs resmi Istana Westminster, Parlemen Inggris. Tidak hanya itu, bahkan berita tentang kegitan yang dilakukan Joel Evans ketua tim perenang dan anggotanya, sangat sulit ditemui, baik itu media lokal Inggris maupun Swiss.

Sangat minimnya pemberitaan seputar kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok separatis Papua tersebut dikarenakan dunia Internasional mengetahui secara pasti bahwa kampanye yang dilakukan Benny Wenda tersebut bertentangan dengan sistim pemerintahan yang sah di Indonesia. “Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.”.

Seperti diketahui bahwa, petisi manual rakyat west papua tidak sepenuhnya mewakili rakyat papua, ini mebuktikan kalau kegiatan yang dikampanyekan benny wenda hanya merupakan kepentingan segelintir orang saja yang ingin menghambat kemajuan papua di era pemerintahan Jokowi, sebagian rakyat papua menyadari bahwa kemerdekaan yang mereka inginkan adalah merdeka dari ketinggalan dan keterbelakangan baik SDM maupun Pembangunan.

Hingga saat ini, situs resmi Perserikatan Bangsa Bangsa www.un.org tidak memuat berita penyerahan petisi global untuk West Papua, lebih banyak disebarkan melalui media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.

Sedangkan dari kabar yang disebarkan oleh Benny Wenda, petisi tersebut akan diserahkan setelah kegiatan renang yang dilakukan oleh Joel Evans, namun hingga 31 Agustus 2017 tidak ada kabar terbaru mengenai kegiatan tersebut.

Dengan dalih mencari dukungan Internasioal untuk West Papua, Benny Wenda sebenarnya mengkhianati bangsanya sendiri dengan memanfaatkan Papua sebagai isu demi kepentingan pribadinya di luar negeri.

Apa yang dikatakan pada dunia luar tentang Papua tidak pernah masuk akal dan terlalu mengada-ada. Mulai dari isu HAM dan Genosida yang dilakukan pemerintahan Indonesia terhadap Papua semuanya tidak terbukti.

Sebagai orang asli Papua kita seharusnya bangga lahir dan besar di negara ini, dengan tidak terpengaruh terhadap isu-isu yang dihembuskan, dan terus berbakti pada negeri serta bersama-sama ikut dalam proses pembangunannya dan tidak membiarkan pihak-pihak luar ikut campur atau berdiri menginjak-injak harga diri bangsa kita.


Dengan ditolaknya petisi tersebut dari PBB, benny wenda akan mengagendakan kegiatan berikutnya pada bulan September 2017   guna mendukung  agenda Politik Luar Negeri. “*ZPN”*

0 komentar:

Posting Komentar