Suarasagunews.- Pemerintah Provinsi
Papua melalui Gubernur Papua, Lukas Enembe secara tegas menolak oraganisasi Sejenis
Isis seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Forum Pembela Islam (FPI) serta organisasi
atau lembaga intoleran lainnya di Papua.
“Saya sudah mempertemukan
para tokoh masyarakat dan tokoh adat serta tokoh agama , kami sepakat tolak kehadiran organisasi
radikalisme di Papua,” kata Lukas dalam pertemuan dengan Forum Kerukunan Umat
Beragama (FKUB) di Papua, Sentani, pekan lalu.
Menurut Lukas,
apapun organisasi yang ingin merong-rong Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), jangan sampai ada di Papua. “Organisasi yang kami tolak adalah ISIS, Front
Pembela Islam (FPI) dan HTI. Provinsi ini adalah provinsi tanah damai,”
jelasnya.
Lukas meminta kepada
Kapolda Papua untuk bersama-sama mencegah kehadiran ketiga organisasi radikal
ini di Papua. “Sebagai gubernur, saya katakan tak boleh organisasi terlarang
ada di provinsi ini. Orang Papua dari dulu menjaga NKRI,” kata Lukas.
Lukas juga mengakui
adanya kelompok Djafar Umar di wilayah Keerom. Djafar Umar diketahui kelompok
perlawanan garis keras yang memimpin di Maluku. “Dia (Djafar Umar) adalah
kepala sukunya. Saat ini berada di Keerom,” katanya.
Lukas meminta kepada
Nahdlatul Ulama (NU) Papua untuk tidak membiarkan kelompok radikal di Papua.
Ketua FKUB Papua Pdt.
Lipiyus Biniluk mengeluarkan pernyataan keras terkait keberadaan organisasi ISIS,
HTI dan FPI di Papua. “FKUB di Papua sudah berkomitmen menolak kelompok radikal
di Papua. Kami minta aparat Kepolisian mengecek kelompok radikal di Papua,”
terangnya.
Penulis
and Publis, Suara sagu news team
0 komentar:
Posting Komentar