Agustus 17, 2016
0
Dia adalah AMELIA RUDAMAGA yang lahir pada tanggal 30 April 1940 yang saat ini tinggal di Hamadi Lembah Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura Provinsi Papua. Banyak hal yang saya peroleh dari sebuah cerita terkait dengan perjuangan dikala itu bersama/mendampingi suami tercinta untuk pembebasan Irian Barat dari penjajah (Belanda).

Dari peralihan Papua ke Indonesia pada tahun 1950, suami saya almarhum ANDRIAS NUSSY lahir tahun 1936 (Punawirawan TNI-AD/orang Papua pertama yang membawa Kapal Selam) meninggal tahun 2002, almarhum ANDRIAS NUSSY pada 1957 menjadi seorang Prajurit TNI-AD dan pada tahun 1960 s.d. 1962 dipercayakan membawa Kapal Selam RI dan pada waktu Operasi TRIKORA almarhum ANDRIAS NUSSY membawa pasukan Prajurit TNI dengan Kapal Selam RI dari Pulau Jawa masuk perairan Teluk Hombolt Holandia (Jayapura) dan menurunkan pasukan Prajurit TNI tepat di Pulau Mery (Enggros), sejak tahun 1960 s.d. 1962 almarhum melakukan kegiatan tersebut sebanyak 3 (tiga) kali dan semuanya pada malam hari. Saya selaku istri sangat cemas dan takut karena pada saat itu Tentara Belanda menjaga ketat perairan Jayapura terutama Teluk Homblt Holandia namun berkat dan campur Tangan TUHAN pasukan/Tentara Belanda yang berada di Pos2 maupun Patroli tidak mengetahui kegiatan tersebut.

Perjuangan PEPERA tahun 1950 s.d. 1962 merupakan rentetan kisa yang mempertaruhkan jiwa dan raga bagi anak-anak Irian barat yang tergabung dalam perjuangan mengusir para Penjajah (Belanda) terutama suami saya tercinta almarhum ANDRIAS NUSSY demi NKRI yang kita cintai. Almarhum ANDRIAS NUSSY pada tahun 1950 sebelum menjadi seorang Prajurit TNI-AD, pernah merobek Bendera Belanda yang warna biru hingga teringgal Merah Putih kejadian tersebut terjadi di BIAK dikala itu Keluarga Nussy dan Samory yang dipimpin almarhum ANDRIAS NUSSY dan almarhum Bapak PEDAY (Pejuang Pembebasn Irian Barat/Pro Kemerdekaan NKRI) sebelum bertolak ke Sorong dan melanjutkan perjalanan ke Ternate hingga Jakarta. Dengan peristiwa tersebut para Tentara Belanda mengejar almarhum ANDRIAS NUSSY , namun almarhum melarikan diri dari Biak ke Sorong dengan menggunakan perahu dayung, tambah Mama Amelia.

Pesan-pesan Mama Amelia.
Agar Pemerintah menetapkan setiap tanggal 16 Agustus ada pemutaran Film-Film Perjuangan Kemerdekaan Indonesia sebelum memperingati Hari Proklamasi RI tanggal 17 Agustus, ini sangat penting di mana akan mengajarkan kita dan anak cucu kita tentang Jiwa Patriot Nasionalisme dan pengorbanan para pejuang di masa lampau. Generasi sekarang harus/wajib mengisi Kemerdekaan dengan hal-hal positif di semua aspek kehidupan, hindari dari perlakuan negatif seperti Korupsi, Narkoba, Sex Bebas dan lain sebagainya yang menurunkan harkat dan martabat NKRI. Dan yang paling penting dan khusus agar kepada semua warga Masyarakat Orang Asli Papua di mana saja berada stop dan hentikan serta jangan ikut-ikut dalam kelompok apapun dan dimanapun untuk memperjuangkan papua memisahkan diri dari NKRI, karena TUHAN pasti marah karena TUHAN tau bagaimana pengorbanan para orang tua-tua Irian Barat yang mengusir penjajah Belanda dikala itu untuk kemerdekaan NKRI. Untuk itu saya mengajak mari kita menikmati pembangunan yang sudah dan sangat begitu maju dan luar biasa perkembangannya disemua aspek kehidupan terutama di bidang pendidikan. tegasnya Mama.



"bangga punya Ibu seperti MAMA AMELIA"

*DIRGAHAYU PROKLAMSI RI KE-71*

0 komentar:

Posting Komentar