Dia adalah AMELIA
RUDAMAGA yang lahir pada tanggal 30 April 1940 yang saat ini tinggal di Hamadi
Lembah Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura Provinsi Papua.
Banyak hal yang saya peroleh dari sebuah cerita terkait dengan perjuangan
dikala itu bersama/mendampingi suami tercinta untuk pembebasan Irian Barat dari
penjajah (Belanda).
Dari peralihan Papua
ke Indonesia pada tahun 1950, suami saya almarhum ANDRIAS NUSSY lahir tahun
1936 (Punawirawan TNI-AD/orang Papua pertama yang membawa Kapal Selam)
meninggal tahun 2002, almarhum ANDRIAS NUSSY pada 1957 menjadi seorang Prajurit
TNI-AD dan pada tahun 1960 s.d. 1962 dipercayakan membawa Kapal Selam RI dan
pada waktu Operasi TRIKORA almarhum ANDRIAS NUSSY membawa pasukan Prajurit TNI
dengan Kapal Selam RI dari Pulau Jawa masuk perairan Teluk Hombolt Holandia
(Jayapura) dan menurunkan pasukan Prajurit TNI tepat di Pulau Mery (Enggros),
sejak tahun 1960 s.d. 1962 almarhum melakukan kegiatan tersebut sebanyak 3
(tiga) kali dan semuanya pada malam hari. Saya selaku istri sangat cemas dan
takut karena pada saat itu Tentara Belanda menjaga ketat perairan Jayapura
terutama Teluk Homblt Holandia namun berkat dan campur Tangan TUHAN
pasukan/Tentara Belanda yang berada di Pos2 maupun Patroli tidak mengetahui kegiatan
tersebut.
Perjuangan PEPERA
tahun 1950 s.d. 1962 merupakan rentetan kisa yang mempertaruhkan jiwa dan raga
bagi anak-anak Irian barat yang tergabung dalam perjuangan mengusir para
Penjajah (Belanda) terutama suami saya tercinta almarhum ANDRIAS NUSSY demi
NKRI yang kita cintai. Almarhum ANDRIAS NUSSY pada tahun 1950 sebelum menjadi
seorang Prajurit TNI-AD, pernah merobek Bendera Belanda yang warna biru hingga
teringgal Merah Putih kejadian tersebut terjadi di BIAK dikala itu Keluarga
Nussy dan Samory yang dipimpin almarhum ANDRIAS NUSSY dan almarhum Bapak PEDAY
(Pejuang Pembebasn Irian Barat/Pro Kemerdekaan NKRI) sebelum bertolak ke Sorong
dan melanjutkan perjalanan ke Ternate hingga Jakarta. Dengan peristiwa tersebut
para Tentara Belanda mengejar almarhum ANDRIAS NUSSY , namun almarhum melarikan
diri dari Biak ke Sorong dengan menggunakan perahu dayung, tambah Mama Amelia.
Pesan-pesan Mama
Amelia.
Agar Pemerintah
menetapkan setiap tanggal 16 Agustus ada pemutaran Film-Film Perjuangan
Kemerdekaan Indonesia sebelum memperingati Hari Proklamasi RI tanggal 17
Agustus, ini sangat penting di mana akan mengajarkan kita dan anak cucu kita
tentang Jiwa Patriot Nasionalisme dan pengorbanan para pejuang di masa lampau.
Generasi sekarang harus/wajib mengisi Kemerdekaan dengan hal-hal positif di
semua aspek kehidupan, hindari dari perlakuan negatif seperti Korupsi, Narkoba,
Sex Bebas dan lain sebagainya yang menurunkan harkat dan martabat NKRI. Dan
yang paling penting dan khusus agar kepada semua warga Masyarakat Orang Asli
Papua di mana saja berada stop dan hentikan serta jangan ikut-ikut dalam
kelompok apapun dan dimanapun untuk memperjuangkan papua memisahkan diri dari
NKRI, karena TUHAN pasti marah karena TUHAN tau bagaimana pengorbanan para
orang tua-tua Irian Barat yang mengusir penjajah Belanda dikala itu untuk
kemerdekaan NKRI. Untuk itu saya mengajak mari kita menikmati pembangunan yang
sudah dan sangat begitu maju dan luar biasa perkembangannya disemua aspek
kehidupan terutama di bidang pendidikan. tegasnya Mama.
"bangga punya
Ibu seperti MAMA AMELIA"
*DIRGAHAYU PROKLAMSI
RI KE-71*
0 komentar:
Posting Komentar