Suarasagunews.com.- Terkait rencana demo
yang akan digelar Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Lapangan Trikora,
Abepura pada 14 Juli mendatang ditanggapi Ketua DPR Papua, Yunus Wonda.
Bahkan, Ketua DPR Papua, Yunus Wonda
berpesan kepada rakyat yang akan melakukan demo agar tidak mengganggu aktivitas
masyarakat dan pemerintah.
Kepada semua rakyat yang besok
melakukan demo bakar batu atau ibadah, pertama kami sampaikan lakukan aktivitas
jangan sampai menghalangi aktivitas masyarakat dan pemerintah tetap berjalan,
rakyat mau seperti apa, silahkan saja,” Kata Yanus Wonda saat di temui di RM Bali Hai, Jayapura.
Selasa ( 12/7 ).
Yanus Wonda mengingatkan agar tetap menjaga
situasi keamanan. Demo tidak dilakukan dengan cara – cara yang frontal, tetapi
dilakukan dengan bberetika, sopqan dan santun kepada semua agar tetep nyaman
dan tenang.
Yanus mengharapkaan agar demo tidak
mengganggu kepentingan umum, terutma lalu lintas agar berjalan dengan aman ,
lancar dan damai sehingga semua orang yang lewat tidak terganggu.
” Kami harap tidak ada tindakan –
tindakan lain , apa lagi sampai mengibarkan bintang kejora . Itu yang kami
harap dan tidak melakukan hal – hal itu . Yang hadir , ya hadir dengan rasa
tanggung jawab dan juga bisa memberikan kenyamanan kepada lingkungan , dimana
saja katanya.
Apakah mereka akan demo ke DPR Papua ?
Yanus Wonda mengakui dari informasi yang diterimanya , mereka hanya melakukan
bakar batu atau ibadah bersama di Lapangan Trikora , Abepura , tidak sampai ke
DPR Papua .
“ Kalau tidak salah bentuknya ibadah
. Kita lihat tidak dalam posisi turun ke jalan, karena kami sendiri tidak
mendapat surat , tapi kebetulan saya mendapat selebaran di jalan , itu berupa
ibadah di Lapangan Trikora,” ujarnya.
Untuk itu , pihaknya meminta kepada
semua aparat di lapangan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik , bukan justru
membatasi . “ saya minta kepada semua aparat , ya saya piker cara untuk
menghentikan orang dengan cara – cara membatasi , saya rasa itu harus dikurangi
,” katanya.
Apa lagi , kata Yanus Wonda , ketika
membatasi mereka dalam menyampaikan aspirasi , membuat pihak – pihak dari luar
negeri memberikan perhatian ke Papua yang memberikan kesan bahwa Papua tertutup
adalah benar . “ Itu tidak boleh terjadi,”
tandasnya.
Politisi dari Partai Demokrat ini
mengharapkan justru harus meyakinkan kepada semua pihak termasuk negara –
negara yang selama ini melibat Papua bahwa demokrasi di Papua terbuka.
“ Ketika harus memberikan keyakinan
itu . Biarkan orang datang
menyampaikan aspirasi , hari ini
mereka sampaikan asiprasi merdeka , Tetapi demokrasi tidak boleh dihentikan .
Justru itu , hari ini kami bicara demokrasi , tapi realita hari ini di
Papua tidak seperti itu , justru dengan sifat seperti itu membuat negare –
negera luar semakin yakin bahwa benar –benar di Papua itu dibuka , bahwa
memberikan keyakinan itu kepada mereka ,” paparnya.
Untuk itu , ia berharap kepada
aparat keamanan dapat melakukan tugas pengamanan agar mereka tidak anarkis. “
Jika mereka anarkis , silahkan mereka pegang dan bawa mereka,” tandasnya.
Ada rencana DPR Papua melihat langsung
demo itu? Yunus Wonda mengakui tidak ada dan pihaknya tentu bersikap netral dan
tidak ada surat permintaan untuk mereka demo ke DPR Papua.
Yunus Wonda Mengajak semua pihak untuk
tidak menutup atau membungkam demokrasi di papua. “Jangan sampai membungkam
demokrasi karena justru itu meyakinkan kepada negara-negara luar bahwa
bagaimana Papua tertutup. Itu yang tidak boleh,” ujarnya.
Terkait dengan maklumat Kapolda Papua,
Yunus Wonda mengatakan bahwa hal itu ada sisi positif dan negative. Ia menilai
jika aturan di negara ini tidak mengenal dengan maklumat, tetapi itu lebih
bersifat himbauan saja.
“Tapi, saya pikir hal-hal itu tidak
akan membuat sesuatu yang buruk, karena justru anak-anak yang hari ini demo
KNPB, itu harus hati-hati, yang mereka mau itu mereka ditangkap, karena ketika
mereka ditangkap, detik itu juga keluar ke seluruh dunia. Jadi, ini harus kita
hati-hati, “tandasnya
Yang penting tugas aparat keamanan
adalah mengamankan dan memberikan ruang demokrasi yang bebas, karena ini adalah
rakyat sipil yang harus didengar, terlepas dia datang dari bendera warna apa
itu tidak ada urusan.
Sebagai DPRP, imbuh Yunus
Wonda, siapapun yang datang ke DPRPadalah rakyat yang harus diterima, tanpa
melihat warna dan benderanya, sepanjang tertib danaman.
0 komentar:
Posting Komentar