Suarasagunews.com- Rabu 25
November 2015. Mantan Petinggi Organisasi Papua Merdeka yang
sudah berjuang untuk mewujudkan Papua merdeka kini mendapatkan secercah cahaya
kebenaran dan kembali sadar untuk membangun Papua yang lebih sejahtera dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan salah satu Panglima TPN OPM
wilayah Mamta Lambertus Pekikir beberapa waktu lalu mengatakan “Kami akui Papua
masih milik Indonesia, jadi tidak mungkin seseorang membuat gerakan atau
melawan negara”. Menurut Lambertus, dengan masih berstatus bagian dari NKRI,
Papua tidak mudah digoyang atau dijadikan negara sendiri. Kita hanya bisa
menunggu hingga PBB meninjau kembali resolusi 2504 yang menetapkan Papua bagian
dari Negara Indonesia. “Perlawanan bersenjata, dialog, dan sebagainya akan
sia-sia, tapi bila resolusi ini tidak diubah, akan sama saja hasilnya,”
katanya. Ia meminta warga Papua agar bersabar dan menunggu perjuangan damai di
dunia internasional. Sementara itu, Nick Messet, mantan tokoh OPM Luar Negeri
yang telah sadar dan kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi, mengatakan Papua merupakan
bagian integral Indonesia sudah final. “Saya bertemu dengan petinggi di PBB,
saya berjuang selama puluhan tahun, tetapi tidak menghasilkan apapun,
masyarakat Papua hanya dibodohi dan ditipu oleh Belanda saat itu, dimana
Belanda pernah menyampaikan akan memberikan kemerdekaan bagi rakyat Papua,
namun itu hanya omong kosong belaka, dan Papua sudah final di dalam republik
ini,” tegasnya. Baginya, perjuangan Papua menuju kemerdekaan hanya menguras
energi. Banyak waktu akan terbuang dan hanya menimbulkan pertumpahan darah
serta memakan korban yang sia-sia. Selain Nick Messet, pejuang Papua merdeka
yang telah kembali ke Indonesia adalah sang pembuat Bendera Bintang Kejora
Nicholas Jouwe dan Mantan Menteri Penerangan OPM Frans Albert Joku. Ketiga
Petinggi OPM memulai sepak terjangnya memperjuangkan kemerdekaan Papua ketika
berusia remaja. Nick Messet juga sempat belajar ilmu penerbangan di Papua
Nugini. Pada tahun 1969, Messet melarikan diri ke luar negeri dan bergerak
dalam gerakan bawah tanah pro-kemerdekaan Papua bersama Jacob Pray, Petinggi
OPM koordinator Markas Viktoria. Faksi ini menjadikan 1 Juli 1971 sebagai hari
kemerdekaan Papua Barat yang mempunyai Benderanya Bintang Fajar. “Saat ini yang
tepat adalah bagaimana kita berbicara dengan pemerintah agar mereka mau terus
membangun daerah ini dan menghentikan pembunuhan terhadap orang Papua,”
ujarnya. ”saya sampai saat ini masih OPM, tapi bukan Organisasi Papua Merdeka,
namun saat ini yang paling tepat OPM adalah Orang Papua Membangun”. Harapan
kami para mantan petinggi Organisasi Papua Merdeka seperti Tete Jouwe, Ipar
Franzalbert Joku serta Ondoafi Ramses Ohee Papua tetap damai dan mengharap
kepada generasi muda Papua untuk bergandengtangan membangun Papua, meninggalkan
mimpi-mimpi Papua merdeka, fokus dalam menuntut ilmu demi kepentingan rakyat
Papua. ”Kita tetap OPM, Orang Papua Membangun, dalam bingkai NKRI” tegas Nick
Messet.
Home
»
»Unlabelled
» Mantan Petinggi Pejuang Papua Merdeka, Ajak Generasi Muda Papua Tak Terprovokasi Isu Papua Merdeka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar