September 21, 2015
0
SUARA SAGU NEWS- Ketua Forum Koordinasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) Papua, yang juga anggota DPR Papua, Yan Ayomi mengatakan, Pasific Island Forum (PIF) yang dilaksanakan di Port Moresby, Papua Nugini, Senin-Jumat (7-11/9/2015) lalu tak membicarakan atau membahas masalah Papua merdeka.
Ia mengatakan, PIF ini adalah organisasi yang didirikan negara – negara di kawasan Pasifik dalam rangka kerajasama untuk pembangunan, sosial budaya di kalangan negara – negara Pasifik.
“Jadi lebih banyak bicara masalah kesejahteraan bangsa – bangsa di Pasific. Kalau ada kelompok yang menghubungkan PIF ini dengan Papua merdeka, itu tak benar. Ini provokasi yang menyesatkan masyarakat Papua,” kata Yan Ayomi.
Menurutnya, negara – negara di Pasifik tahu jika Papua bagian dari NKRI, lewat Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 dan ditetapkan lewat sidang umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
“Resolusi dewan keamanan PBB tentang Papua sah bagian NKRI, hingga kini masih berlaku. Tak bisa diganggu negara – negara di Pasifik. Dalam kunjungan duta besar dari berbagai negara ke DPRP, hanya bicara masalah Otsus. Tak pernah bicara soal Papua merdeka. Saya menyesal kalau ada pihak yang memprovokasi masyarakat dengan janji Papua merdeka,” ucapnya.
Katanya, tak perlu lagi bicara hal itu. Kini orang Papua harus memikirkan bagaimana memanfaatkan perhatian Pemeritah Pusat lewat dana Otsus untuk membangun Papua.
“Orang Papua harus punya mimpi suatu saat bisa memimpimpin negara ini. Kini lupakan merdeka itu. Kelompok yang membuat issu Papua merdeka, stop merugikan orang Papua. Orang Papua bisa seperti orang di daerah lain kalau mau melupakan Papua merdeka. Masyarakat jangan terpengaruh issu yang dikembangkan kelompok tertentu mengenai perjuangan Papua merdeka melalui PIF,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Barisan Merah Putih (BMP) Papua, Ramses Ohee juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, masyarakat Papua jangan terprovokasi dengan isu yang tidak bertanggung-jawab mengenai Papua Merdeka dan PIF itu.

0 komentar:

Posting Komentar