Jayapura.- Sabtu 16 Maret 2019, Gemuruh, gelora berbalik arah pada ujung duka. Pedih, kecewa, sakit, rasanya, tatkala tempat alam ini menuntuntut korban akibat hujan deras yang mengguyur kota sentani sejak pukul 18.00 WIT lalu.
Reruntuhan rumah, korban jiwa, ketiadaan tanda mata, hanya menyisakan sakit. Entah salah siapa, dan apa mau dibuat. Semuanya telah usai. Benar kata Ebiet, mungkin kita harus berbenah. Dukaku, doaku, Semoga amal korban berkenan di hadirat Sang Pencipta.
Tercatat sudah 83 orang meninggal, 75 orang luka ringan dan 84 orang luka berat serta tercatat pula 5.725 orang yang ditampung di tujuh titik.
Dibalik duka sentani, ada yang peduli, ada pula yang tak peduli.
Harapan bangsa dan masyarakat terfokus pada anak muda yang mempunyai kekuatan fisik dan gerakan linca dalam menolong korban namun sirna harapan itu karena dibawa derasnya air banjir.
Sebagai organisasi yang menghimpun tenaga-tenaga muda dalam menghadapi tantangan alam seperti bencana banjir sentani ini, KNPI Papua Nampak tak terlihat batang hidungnya.
Ketua Organisasi gerakan Pemuda Transformasi (Gaperta), Benyamin Gurik, saat dimintai keterangan terkait dengan Kempemimpinan KNPI dibawah Kendali Albert Gosalves Wanimbo mengatakan, kami sangat menyayangkan KNPI Papua. KNPI adalah Kaum Muda Generasi Penerus namun tidak ada Perhatian sama sekali terhadap saudara-saudara kami yang terkena musibah di sentani. Mereka malah pergi Mengadakan RAKERDA di Biak.
Benyamin Menilai, KNPI Papua dibawah kepemimpinan Alber Gonsalves Wanimbo, banyak menimbulkan masalah dan gaya kepemimpinannya bersifat sukuisme.
“Mereka sama sekali tidak merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat kami di sentani. Mereka justru bergembira di kabupaten Biak. Kami mengutuk dan menolak dengan tegas gaya kepemimpinan AGW”, ungkap Benyamin.
0 komentar:
Posting Komentar