Mei 29, 2017
0

Suarasagunews.com.- Perumnas/waena.- Insiden yang diduga merupakan pembakaran Alkitab oleh oknum tentara pada Kamis, (25/05/2017) lalu, sebagian besar umat Kristen Papua diminta tidak turut terpancing serta dugaan pembakaran Alkitab tersebut dipandang bukan alasan untuk melakukan pembalasan.

"Orang Kristen tidak menyembah Alkitab tetapi percaya dan menyembah Tuhan Yesus yang disampaikan melalui Alkitab itu," kata Socratez Yoman, Ketua Badan Pelayanan Pusat Gereja-gereja Baptis di Papua.

"Alkitab itu tidak perlu dibela. Kita diajarkan isi Alkitab untuk mengasihi dan mengampuni. Yesus berkata: Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat," tutur Socratez.

Dia menambahkan Alkitab dibakar tidak akan membuat kuasa Tuhan turut runtuh. "Kita hidup bukan untuk membela-bela Kitab Suci atau Alkitab. Kita diminta dan diajarkan melalui Alkitab untuk mengasihi musuh dan memperjuangkan keadilan dan menegakkan kebenaran demi perdamaian," lanjut dia.

Itu sebabnya Ia meminta agar umat Kriten di papua tidak reaktif dan sensitif atas insiden dugaan pembakaran Alkitab.

"Pada saat Yesus dicaci maki, diludahi, ditinju, diejek, sampai disalibkan, kaki dipaku, tangan dipaku, kepala dimakotai duri dan lambung ditikam, Yesus tetap memilih diam dan pancarkan kasih, pengampunan."

Menurut Socratez, bagi umat Kristen yang ada di tanah papua, kasih tetap menjadi panglima untuk kebaikan semua, tanpa memandang agama dan latar belakang.

Hal yang sama disampaikan oleh Ketua Sinode Kingmi Tanah Papua, Pendeta Benny Giay. Ia mengatakan bahwa, masyarakat Papua tidak terprovokasi dengan peristiwa tersebut. Menurutnya masyarakat Papua harus lebih cerdas dalam menyikapi situasi ini.

“Masyarakat Papua jangan terprovokasi. Alkitab itu untuk dipahami, dimengerti dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, kita manusia di bumi ini tidak perlu membela Tuhan justru Tuhanlah yang membela kita karena Tuhan yang empunya segalanya” kata Benny.

Penulis and publish Suara sagu news team


0 komentar:

Posting Komentar