April 23, 2017
0


Suarasagunews.com.- Penolakan Melanesian Spearhead Group (MSG) terhadap permohonan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) pada KTT MSG untuk masuk keanggotaan kelompok negara melanesia, terus mendapat perhatian dari elemen masyarakat Papua Barat.

Akibat penolakan tersebut, ULMWP semakin mendapat penolakan dari masyarakat Papua Barat sendiri. Aksi-aksi yang selama ini dilancarkan ULMWP maupun KNPB makin membuat gerah para tokoh adat, agama, pemuda dan perempuan Papua. Mereka menolak apa yang dilakukan kelompok ilegal tersebut apalagi dengan mengatasnamakan masyarakat Papua.

Menanggapi pelolakan oleh MSG, Forkorus Yamboisembut mengatakan, “Istilah kasarnya, ULMWP ditolak secara halus oleh MSG, sehingga kita tidak usah menipu rakyat, kita kasih tau saja kepada rakyat secara lurus saja supaya rakyat tidak menunggu sesuatu yang tidak benar atau tidak pasti. Masa kita mau membohongi rakyat kita, dan jangan Papua tipu Papua. Solomon Island pernah usulkan ULMWP boleh bergabung tapi tidak boleh bicara politik, hanya bicara ekonomi dan budaya, tetapi itupun tidak disetujui,” ungkapnya.

Koordinator KKBPPIB, Sarlen Ayatanoi menyatakan bahwa dengan fakta ULMWP ditolak oleh MSG maka DPRP harus bertindak dalam upaya menjauhkan masyarakat dari hasutan yang disebarkan kelompok separatis tersebut. “Masyarakat Papua sudah terlalu lama dibohongi oleh KNPB dan ULMWP”.

Terkait masalah keamanan di Papua selama ini, Sarlen menyebut KNPB juga sering menjadi pemicu. “Anak-anak KNPB itu tidak ada yang bekerja, jadi mereka sering melakukan tindak kejahatan,” tegasnya.

Sebelumnya, Ondoafi Wutung, Stanis Tanfa Cilong mewakili masyarakat Papua di kawasan perbatasan Papua Nugini, juga menolak keras aksi ULMWP dan KNPB yang penuh dengan kebohongan. “ULMWP dan KNPB itu apa maunya? Stop sudah tipu-tipu kami. Jangan kambing hitamkan kami dengan alasan mewakili rakyat Papua, rakyat yang mana?”, kata Stanis Tanfa.


“Papua ini sudah merdeka dalam bingkai NKRI, ekonomi masyarakat Papua semakin hari semakin baik, harga barang, sembako dan lain-lain lebih murah dibandingkan dengan negara tetangga PNG,” jelas Ondoafi.

0 komentar:

Posting Komentar