Suarasagunews.com.- Penolakan
Melanesian Spearhead Group (MSG) terhadap permohonan United Liberation Movement
for West Papua (ULMWP) pada KTT MSG untuk masuk keanggotaan kelompok negara
melanesia, terus mendapat perhatian dari elemen masyarakat Papua Barat.
Akibat penolakan
tersebut, ULMWP semakin mendapat penolakan dari masyarakat Papua Barat sendiri.
Aksi-aksi yang selama ini dilancarkan ULMWP maupun KNPB makin membuat gerah
para tokoh adat, agama, pemuda dan perempuan Papua. Mereka menolak apa yang
dilakukan kelompok ilegal tersebut apalagi dengan mengatasnamakan masyarakat
Papua.
Menanggapi pelolakan
oleh MSG, Forkorus Yamboisembut mengatakan, “Istilah kasarnya, ULMWP ditolak
secara halus oleh MSG, sehingga kita tidak usah menipu rakyat, kita kasih tau
saja kepada rakyat secara lurus saja supaya rakyat tidak menunggu sesuatu yang tidak
benar atau tidak pasti. Masa kita mau membohongi rakyat kita, dan jangan Papua
tipu Papua. Solomon Island pernah usulkan ULMWP boleh bergabung tapi tidak
boleh bicara politik, hanya bicara ekonomi dan budaya, tetapi itupun tidak
disetujui,” ungkapnya.
Koordinator KKBPPIB,
Sarlen Ayatanoi menyatakan bahwa dengan fakta ULMWP ditolak oleh MSG maka DPRP
harus bertindak dalam upaya menjauhkan masyarakat dari hasutan yang disebarkan
kelompok separatis tersebut. “Masyarakat Papua sudah terlalu lama dibohongi
oleh KNPB dan ULMWP”.
Terkait masalah
keamanan di Papua selama ini, Sarlen menyebut KNPB juga sering menjadi pemicu.
“Anak-anak KNPB itu tidak ada yang bekerja, jadi mereka sering melakukan tindak
kejahatan,” tegasnya.
Sebelumnya, Ondoafi
Wutung, Stanis Tanfa Cilong mewakili masyarakat Papua di kawasan perbatasan
Papua Nugini, juga menolak keras aksi ULMWP dan KNPB yang penuh dengan
kebohongan. “ULMWP dan KNPB itu apa maunya? Stop sudah tipu-tipu kami. Jangan
kambing hitamkan kami dengan alasan mewakili rakyat Papua, rakyat yang mana?”,
kata Stanis Tanfa.
“Papua ini sudah
merdeka dalam bingkai NKRI, ekonomi masyarakat Papua semakin hari semakin baik,
harga barang, sembako dan lain-lain lebih murah dibandingkan dengan negara
tetangga PNG,” jelas Ondoafi.
0 komentar:
Posting Komentar