Suarasagunews.- Informasi yang
berkembang begitu pesat tentang manuver-manuver politik maupun aksi bersenjata
kelompok anti pemerintah di Papua, beberapa tahun terakhir ini informasi
tersebut semakin mencuat ke permukaan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Seringnya
maneuver-manuver yang dilakukan berupa aksi-aksi demo oleh simpatisan KNPB
membuat masyarakat Papua resah dan khawatir, ditambah adanya informasi yang
beredar di masyarakat bahwa KNPB sudah mendapat dukungan dari kelompok
bersenjata Purom Wenda, Enden Wanimbo dan Yusak Tabuni.
Kalangan masyarakat
di Papua mengkhawatirkan bahwa rencana aksi massa simpatisan KNPB dalam rangka
mencapai tujuannya seringkali dilakukan dengan mengarah pada aksi anarkis, karena
ada indikasi KNPB Baliem sudah merubah pola aksinya dari aksi persuasif menjadi
aksi massa mengarah ke aksi anarkis.
Selain KNPB, yang
masih suka bermanuver walaupun sebenarnya sudah menyadari akan kegagalannya
adalah Panglima kelompok bersenjata (TPN/OPM), Goliath Tabuni.
Propaganda yang
dikeluarkan Tabuni antara lain TPN/OPM perang bukan minta otonomi, pemekaran
atau minta makan minum, tetapi TPN/OPM perang untuk merebut kemerdekaan Papua
Barat. “Kepada pimpinan ULMWP, KNPB,
NRFPB, WPNCL dan PNWP segerah hentikan perlombaan kabinet dan konstitusi negara
masing-masing. TPN/OPM tidak mengakui semua kabinet dan konstitusi selain 1
Juli 1971, oleh karena itu, TPN/OPM memberikan warning kepada kelompok yang
bermain kepentingan yang menghambat perjuangan Papua merdeka,” katanya.
Dari pernyataan
Goliath Tabuni diatas, jelas terlihat bahwa ada ketidakharmonisan antar elemen
separatis di Papua, terbukti Goliath Tabuni mengkritik habis United Liberation
Movement for West Papua (ULMWP) yang dikomandani Benny Wenda yang sedang
menjadi pelarian sekaligus buronan politik yang sekarang tinggal di London,
Inggris.
Bahkan, Benny Wenda
selalu menyatakan bahwa dia tidak cinta Papua, melainkan kampung halamannya
adalah Oxford di Inggris, seperti Wenda bilang “I always say that Oxford is now
my village”.
Goliath Tabuni juga
memperingatkan Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB), West Papua National
Council Liberation (WPNCL) dan Parlemen Nasional Papua Barat (PNPB). Dilihat
dari kritik dan ancaman Goliath Tabuni ini, maka jelas baik OPM Politik, KNPB,
PNPB, ULMWP dll yang katanya akan memperjuangkan kemerdekaan rakyat Papua,
sebenarnya berjuang untuk memperbaiki nasibnya sendiri.
Banyak aktivis di
Papua yang sekarang ini sedang “buta sejarah” terkait integrasi Papua ke
Indonesia, sebab proses integrasi tersebut sudah final dan sudah sah bahwa
Papua adalah bagian dari Indonesia, walaupun saat ini selalu dipolitisasi bahwa
yang terjadi bukan integrasi melainkan dekolonisasi.
Dalam buku berjudul
“Internasionalisasi Isu Papua : Aktor, Modus, Motif Sebuah Antologi tentang
Upaya Memisahkan Papua Dari Kedaulatan NKRI” yang diterbitkan LKBN Antara
beberapa tokoh di Papua dan luar Papua salah satunya Uskup Jayapura Mgr. Leo
Laba Ladjar menyatakan “Saya tidak tahu persis sampai kapan KNPB (sayap politik
OPM) terus menolak kebaikan. Mungkin masih mencari sesuatu yang belum mereka
peroleh”.
Sementara itu, Dekan
Fisip Uncen Jayapura, Prof. DR. Dirk Veplum, MS mengatakan “Jika dialog
dilaksanakan dalam rangka mencari solusi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di tanah Papua, pasti Pemerintah Pusat akan melaksanakannya. Tapi
jika dialog untuk meminta referendum atau merdeka itu impossible, dan sama
sekali tidak mungkin terjadi”.
Seorang pengamat
hukum internasional yang tinggal di Jayapura mengatakan, pemerintah PNG tidak
terlalu tertarik dengan diplomasi OPM dan tentu tidak semua negara MSG
sependapat ULMWP akan menjadi anggota penuh mereka, karena hal tersebut sudah
menyangkut urusan kedaulatan sebuah negara yang sudah semestinya dihormati oleh
negara lainnya.
Selama ini, KTT MSG
dilihat oleh OPM dan pendukungnya seperti ULMWP, KPNB dll adalah peluang untuk
menginternasionalisasikan isu Papua. Untuk tujuan itu, para tokoh Papua merdeka
sudah bergerilya ke negara-negara anggota MSG. Tujuan mereka, dengan menjadi
anggota MSG, ideologi Papua merdeka akan diperjuangkan sama-sama dengan lima
negara MSG.
Selama ini sebagai
bukti ULMWP ataupun KNPB tidak mengerti sejarah Papua ataupun sejarah
organisasi yang diterima sebagai anggota MSG, karena aktivis separatis Papua
selalu mencontohkan FLNKS dari Kaledonia Baru yang dimasukkan sebagai anggota
MSG. Padahal, walaupun Kaledonia Baru keanggotaannya dalam MSG diwakili oleh
Front de Liberation National Kanak Socialiste (FLNKS), namun hingga kini FLNKS
tetap menjadi bagian integral dari bangsa Kaledonia Baru.
Oleh karena itu,
jika para pendukung separatis Papua yang diwakili ULMWP ingin bergabung dalam
MSG dengan harapan agar Papua bisa menjadi negara sendiri, itu hanyalah harapan
semu. Bertolak dari hal tersebut diatas, hampir dapat dipastikan manuver
Goliath Tabuni dan KNPB ataupun ULMWP akan gagal, dan sebaiknya masyarakat
Papua tidak menggubris atau tidak mengikuti aksi-aksi unjuk rasa KNPB yang
sering dilakukan, sebab unjuk rasa tersebut hanya politisasi masalah Papua.
Masyarakat Papua
percaya bahwa Pemerintah Indonesia akan terus memperhatikan masalah Papua
secara serius dan akan terus membangun Papua. Untuk apa ikut OPM/GSP ataupun
KNPB yang hanya menawarkan harapan semu dan mimpi busuknya, dan lebih baik
masyarakat Papua bersatu mendukung pemerintahan yang sah untuk memajukan Papua.
Semoga Papua menjadi Provinsi yang sejahtera dengan tingkat kebahagiaan
masyarakatnya yang tinggi.
Penulis : Suarasagunewsteam
0 komentar:
Posting Komentar