Desember 21, 2017
0

Zonapapuanews.- Pilkada yang damai dapat diwujudkan dengan kerjasama semua pihak untuk menjaga situasi kamtibmas. Hal ini dikatakan Pemerhati Hak Asasi Manusia (HAM) Kabupaten Jayawijaya Theo Hesegem, Rabu (20/12/2017).

Theo mengatakan, dalam Pilkada siapapun orangnya yang mau bertarung, silahkan. Siapapun punya hak untuk bertarung dalam Pilkada. Nanti yang menentukan adalah yang melakukan pemilihan, yaitu masyarakat. Namun, para Kandidat yang ingin maju itu setidak-tidaknya harus membuat surat pernyataan, kalah dan menang harus siap menerima.

“Jadi kalau ada yang menang tidak boleh ada yang protes-protes, sehingga surat pernyataan itu harus dibuat dan difasilitasi KPU dan aparat keamanan,” katanya.

Apabila calon pasangan yang bertarung di Pilkada punya sikap arogan, mengacaukan situasi, memprovokasi masyarakat untuk buat kacau, Theo berpendapat bahwa berarti orang itu belum matang.

“Dia tidak tahu kalah dan menang itu pasti ada dalam pertarungan, kenyataan itu harus diterima. Orang yang kalah juga harus menerima, tidak dipilih itu berarti masyarakat belum percaya dia untuk memimpin. Kalau rakyat percaya, pasti dia dipilih karena rakyat mengaggap dia bisa memimpin,” tutur Theo.

Orang yang kalah, lanjut Theo, namun memaksakan diri untuk menang, inilah yang akan menimbulkan masalah. Untuk itu orang yang maju itu harus matang dalam berpolitik, tidak menyalahkan satu dengan yang lain.

“Mereka yang kalah harus berpikir positif bahwa kekalahan ini adalah kesempatan memimpin yang tertunda dan lebih mempersiapkan diri untuk pemilihan berikutnya,” ujarnya.

Untuk Pilkada di Jayawijaya sendiri, dirinya berharap dapat berjalan dengan aman, sesuai dengan pernyataan sikap yang telah dikatakannya tadi. Kalau ada yang melanggar harus diproses, karena telah menyalahi kesepakatan bersama.

“Kami harapkan masyarakat tidak terprovokasi oleh kepentingan orang-orang tertentu. Masyarakat harus tetap tenang, karena kalau masyarakat terprovokasi maka situasi akan menjadi kacau,” katanya.

Pemahaman masyarakat selama ini, kata Theo, bahwa para calon ini adalah keponakan, om atau keluiarga sehingga memilih calon tersebut. Masyarakat tidak melihat karakter kepemimpinan tetapi hanya melihat dari segi kekeluargaan.

“Polres bisa mengadakan pertemuan dan memberikan pemahaman tentang pilkada yang damai. Sebelum kita masuk Pilkada, tahapan-tahapan itu sudah harus dilakukan mulai saat ini. Harus sudah mulai dilakukan sosialisasi-sosialisasi, sehingga masyarakat mengerti apa itu pemilihan yang demokratis,” pungkasnya.

Untuk aparat keamanan, Theo mengatakan, langkah-langkah dalam mengantisipasi supaya tidak terjadi kekacauan di daerah ini adalah bagian yang penting. Upaya-upaya Polres untuk memupuk semangat Pilkada yang damai harus dilakukan terhadap semua pihak, dalam hal ini seperti LSM, tokoh adat, kepala kampung, tokoh Gereja, tokoh Masjid, tokoh agama dan juga paguyuban-paguyuban yang ada di masyarakat.

“Saya Berharap, untuk menjaga situasi kamibmas Aparat harus tegas. Siapapun yang melakukan kesalahan harus diproses. Tentunya tugas-tugas Kepolisian ini dilakukan dengan meningkatkan kerjasama dengan Masyarakat dan beberapa kandiat yang mencalonkan diri,” tutup Pemerhati HAM Kabupaten Jayawijaya Theo Hesegem.

By Admin

0 komentar:

Posting Komentar