April 17, 2017
0


Suarasagunews.- Akhir-akhir ini beredar sebuah tulisan yang konon ditulis oleh Natalius Pigai, seorang anggota Komnas HAM. Isinya adalah bahwa, kecuali petahana, ia lebih punya peluang untuk menjadi Gubernur Papua. Salah satu alasannya adalah karena “… Paulus itu bukan siapa-siapa di Papua, beliau putra terbaik namun asal dari Kaimana Provinsi Papua Barat, tidak punya keluarga yang bisa diandalkan basis pendukung keluarga tidak belum tahu dari mana beliau akan dapat suara kultural… “

Kalau dibaca dengan seksama, tulisan itu sesungguhnya adalah wujud kekecewaan sang penulis, bahwa kenapa yang ditetapkan sebagai calon tunggal Partai Golkar sebagai gubernur adalah Paulus Waterpauw atau biasa disapa kaka PW dan bukan malahan yang ditetapkan sebagai calon tunggal dari Golkar adalah sang penulis.

Yang tahu mengapa kaka PW dicalonkan oleh Partai Golkar adalah pengurus pusat partai itu sendiri. Penjelasan yang sama juga tepat diberikan ketika partai politik lainnya akan melakukan hal yang sama, yaitu meminta dan mendorong kaka Waterpauw sebagai calon Gubernur Papua.

Pastinya, ada dua kepentingan yang menjadi pertimbangan partai politik mengusung seseorang untuk menjadi kepala daerah. Pertama adalah kepentingan nasional Indonesia, di mana rakyat Papua dan khususnya Orang Asli Papua, termasuk di dalamnya. Kedua adalah elektabilitas dari sang tokoh yang mereka pilih, yang dalam hal ini adalah kaka Waterpauw. Artinya, pasti partai politik itu sudah melihat hasil-hasil survei yang menunjukkan bahwa kaka waterpauw memiliki elektabilitas yang sangat menjanjikan.

Khusus mengenai klaim sang penulis bahwa kaka waterpauw tidak punya ‘keluarga’ di Papua, biarlah rakyat Papua sendiri yang menilai. Semua partai tahu bahwa kaka waterpauw adalah orang asli Papua dari Suku Kamoro di Kabupaten Mimika. Kalau sang penulis tidak percaya, silahkan ke Mimika dan bertanya langsung pada tokoh-tokoh Kamoro. Lebih dari itu, ada baiknya sang penulis membaca baik-baik isi Undang-undang Otonomi Khusus Papua, khususnya tentang persyaratan menjadi Gubernur Papua.


Sebetulnya Natalius Pigai (kalau memang dia penulis tulisan itu), apabila tak dilirik oleh partai-partai untuk dicalonkan sebagai calon tunggal, masih punya peluang untuk menjadi calon gubernur. Beliau memiliki peluang untuk menjadi calon independen, karena memiliki saudara sebanyak 1,1 juta pemilih, ditambah dengan masyarakat transmigran. Nanti kita lihat, apakah benar saudara-saudaranya itu bersedia menyerahkan KTP mereka...?

Penulis and publish: Suarasagunews team

0 komentar:

Posting Komentar